Kelas
XII bab 4 Perilaku terpuji (Adil, Rida dan Amal Saleh)
I.
ADIL
1. Pengertian Adil
Adil
artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya ialah tidak memihak antara
yang satu dengan yang lain. Menurut istilah, adil adalah menetapkan suatu kebenaran
terhadap dua masalah atau bebepara masalah untuk dipecahkan sesuai dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Dengan demikian keadilan
berarti bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu,
Firman Allah berfirman:
Artinya
: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia. Kaya
ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa ; 135)
Maksud
dari berlaku adil berarti, memutuskan suatu perkara disesuaikan dengan amal
perbuatan seseorang tanpa memandang rakyat atau pejabat, miskin tau kaya siapa
yang bersalah harus dihukum. Karena Allah SWT yang maha adil membebani hukum
kepada hamba-Nya disesuaikan dengan kemampuannya.dan di dalam menjatuhi atau
memutuskan hukuman desisuaikan dengan apa yang pernah diperbuatnya. Perhatikan
firman Allah yang artinya:
Artinya:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak
akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna,dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala
sesuatu)”. (QS. An-Najm 39 – 42)
Berdasarkan
ayat di atas, dapat diambil pelajaran bahwa Allah SWT memerintahkan kepada
manusia untuk menegakkan keadilan walaupun terhadap ibu, bapak, kaum kerabat,
bahkan terhadap dirinya sendiri. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. An-Nisa 58)
Sebagai
pemimpin dan hakim, Rasulullah menegakka keadilan dengan sebaik-baiknya. Hal
ini beliau mencontohkan dalam haditsnya yang artinya :” jika sekiranya Fatimah
binti Muhammad mencuri, niscaya akupotong tangannya “ (HR.Bukhari) Didalam
hadits yang lain beliau beersabda yang artinya :”Sesungguhnya Allah beserta
para hakim selama hikim itu tidak curang, apabila ia telah curang Allah pun
menjauh dari hakim itu mulailahsetan menjadi teman yang erat bagi hakim itu”
(HR. At- Turmudzi) Dari keterangan ayat-ayat dan hadits diatas, jalaslah bahwa
keadilan merupakan sendi pokok ajaran Islam yang harus ditegakkan. Dengan
ditegakkannya keadilan dlam segala hal, akan menjamin segala urusan menjadi
lancar. Sebaliknya, apabila keadilan dikesampingkan dan diabaikan akan berkibat
perpecahan dan kehancuran di kalangan umat. Apakah manfaat dan keutamaan dari
orang yang berlaku adil, jawabnya: a. membuat orang disenangi sesamanya b.
memberi ketenangan dan ketenteraman hidup c. mendatangkan ridla dari Allah
karena telah mengerjakan perintah-Nya d. Mendapatkam pahala di akhirat kelak,
dan e. meningkatkan semangat kerja
2. Macam-macam perilaku adil
Barlaku
adil dapat diklasifikasikan kepadai 4 bagian yaitu :
1)
Barlaku adil kepada Allah SWT, yakni menjadikan Allah
satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan, Kita sebagai makhluknya harus
senantiasa tunduk dan patuh pada perintah-Nya dan menjuhi larangan-Nya
2)
Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni menempatkan diri
pribadi pada tempat yang baik dan benar. Diri kita harus terjaga dan
terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri sendiri
dengan menuruti hawa nafsu yang skibatnya dapat mencelakakan diri sendiri.
3)
Berlaku adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang
lain pada tempat dan perilaku yang sesuai, layak, benar memberikan hak orang
lain dengan jujur dan benar serta tidak menyakiti dan merugikan orang lain.
4)
Berlaku adil terhadap makhluq lain, yakni memberlakukan
makhluq Allah SWT yang lain dengan layak dan sesuai dengan syariat Islam dan
menjaga kelestarian dengan merawat dan menjaga kelangsungan dengan tidak
merusaknya.
3. Menunjukkan sikap adil
terhadap
orang lain dapat dilakukan dengan berbagai hal :
1)
Patuh kepada perintah Allah dan Rasulnya
2)
Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah
dan santun
3)
Menciptakan suasana aman, edukatif dan rukun
4)
Bila bermitra harus saling menguntungkan dan bermanfaat
bagi seluruh manusia dan mekhluq serta dpat dipertanggungjawabkan di dunia dan
akhirat
5)
Tidak angkuh, sombong, kikir, boros iri dan dengki dalam
begaul dengan sesama manusia.
6)
Selalu berprasangka baik terhadap orang disekitarnya
7)
Selalu berbuat kebajikan dan tolong menolong terhadap
sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim piatu
8)
Selalu berfikir dengn benar sebelum bertindak dan berbuat.
9)
Tidak pilih kasih dalam bergaul Selain itu, doa orang yang
berlaku adil tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Nabi bersabda yang
artinya:”tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa
hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat
doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya
Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau
walau pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak”. (HR. Ahmad)
4. Orang yang melakukan keadilan
mempunyai
keutamaan sebgai berikut :
1.
Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara : a. doa
dengan usahanya; b. karunia dengan ibadahnya c. dunia dengan akhiratnya
2.
Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagai mana
mestinya dan memandang sama serta memperhatikan kewajiban dan haknya.
3.
Menciptakan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat, Sebab,
menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum perundang-undangan, peraturan dan
tata tertib.
Bersikap
adil hendaknya meliputu segala aspek kehidupan, baik hukum, hak dan kewajiban,
maupun dalam hal bergaul. Bahkan dalm berbicara pun hendaknya bersikap adil.
Firman Allah SWT Apabila keadilan telah tertanam dan dijalankan oleh setiap
manusia dalam segala aspek kehidupan, ketenangan dan kebahagiaan akan dapat dirsakan
oleh semua lapisan msyarakat. Karena pentingnya keadilan maka Allah Swt
memerintahkan agar setiap manusia berbuat adil. Sebagimana Firman-Nya : Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.( An Nisa’ : 135 ) Berbuat sesuatu yang menyimpang dari
keadilan berarti berbuat zalim (aniaya). Sedangkan penganiayaan dapat merugikan
diri sendiri dan maupun orang lain. Karena itu, penganiayaan termasuk perbuatan
yang dilarang oleh agama dan tidak disukai oleh Allah SWT. Kita dilarang
berbuat zalim dan diperintahkan berbuat adil. Berbuat adil itu harus meliputi
segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan, baik terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat maupun lingkungan.
II. RIDHA
1. Pengertian Ridha
termasuk salah satu akhlak terpuji.
Ridha
artinya sudah merasa cukup dengan apa yang ia miliki, baik harta maupun
pekerjaan. Sebagian orng mungkin menganggap, bahwa sikp yang demikian termasuk
sikap yang buruk. Karena dengan merasa cukuo dengan apa yang dimilikinya itu
maka akan menimbulkan kemalasan pada dirinya dan tidak akan mau bekerja.
Pandangan
yang seperti itu adalah pandangan yang sesat dan keliru. Islam tidak
mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat menjauhkan diri dari
ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia, yang membuat orang
lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat kelak.
Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas ancaman yang akan diterimanya
sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma agama. Maka, untuk
menghindari hal itu seorang muslim ditunut untuk bersikap Qana’ah da dalam
hidupnya.
Qana’ah
yang harus mengandung arti :
1).
menerima dengan rela apa yang ada,
2).
menerima dengan sabar semua ketentuan Allah SWT
3).
bertawakal kepada Allah SWT
4).
memohon kepad Allah SWT tambahan yang pantas, yang disrtai denga usaha dan
ikhtiar
5).
tidak tertarik oleh tipu daya dunia.
Maka
jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap hati atau sikap mental dalam
menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kepada
diri kita. Kita terima dengan rela apa yang ada, dan kita terima pula dengan
tabah apa yang menimpa pada diri kita. Tetapi, kita tetap bekerja sebagaimana
mestinya dan tawakal kepada Allah. Apaila pekerjaan kita berhasil maka kita
bersyukur kepada Allah, artinya kita diberi karunia nikmat dari-Ny. Adapun
nikmat itu sdikit atau banyak, semuanya kita terima dengan senang hati.
Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum membawa keberhasilan maka
kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan tabah dan sabar. Sebab,
Tuhan Maha Kuasa utnuk berbuat atas segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Kita
tidak boleh sombong kalau sedang beruntung. Sebaliknya, kita juga tidak gelisah
jika sedang merugi. Karena itu, sungguh beruntung bagi orang yang hatinya telah
mencapai qana’ah. Seperti sabda Rasulullah SAW, yang artinya : “berbahagialah
bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuj Islam sedang keadaan hidupnya
sederhana, tetapi Qana’ah”. (HR. Turmudzi )
Selain
itu dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya : “Qana’ah itu adalah harta
yang tidak hilang dan simpanan yang didak akan lenyap”. (HR. Thabrani dan Jabir
) Orang yang berjiwa qana’ah adalah orang yang merasa cukup dengan ap yang ia
miliki. Orang yang memiliki jiwa qana’ah itu ia akan bebas dan tiddak terikat
dengan segala sesuatu, sebab ia tidak mempunyai ambisi apapun. Ia rela (Ridha)
dengan kedudukan, harta dan ilmu yang ia miliki, sbab ia mempinyai keyakinan
bahwa ini semua sudah menjadi kepastian Allah SWT. Karena itu, orang yang
berjiwa Qana’ah hidupnya akan tenteram, tidak tamak dan rakus. Semua pemberian
Allah yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan rasa syukur. Allah
berfirman yang artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih". Jadi, orang yang mensyukuri nikmat Allah niscaya Allah akan
menambah nikmat kepadanya. Tetpi, ada pula orang yang hidupnya. selalu meras
kurang , sehingga hidupnya gelisah dan tidak tenang. Maka, orang itu tidak
mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena itu disebut
kufur.
2. Fungsi ridha dalam kehidupan
Pribadi
1.
menjadilan seseorang hidup tidak tamak
2.
menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap
semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua nikmat Allah yang
dilimpahkan kepadanya
3.
menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini untuk mencari
kebahagiaan hidup di akirat, dengan tetap ber ikhtiar.
3. Fungsi ridha dalam kehidupan
bermasysrakat
1.
seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan
dan kedudukan yang dimiliki orang lain
2.
seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di
dunia
3.
Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah
III.
AMAL SALEH
1. Pengertian Amal shaleh
maksudnya
adalah berusaha melakukan perbuatan baik, berupaya membantu saudanya yang
ditimpa musibah dan meringankan persoalan yang terjadi. Amal shaleh adalah
melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan
ikhlas karena Allah semata. Sebagaimana frman Allah yang artinya : “dan
orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82)
2. Yang termasuk perbuatan amal
saleh diantaranya :
a)
Amal Jariyah : pekerjaan yang mendatangkan pahala karena
memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membangun tempat ibadah.
b)
Amar Ma’ruf : menyeru atau mengajak orang untuk berbuat
kebaikan, baik secara lisan maupun dengan memberikan contoh tauladan dalam
bentuk perbuatan langsung. Perhatikan Firman Allah yang artinya : “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Ali-Imran ;
104)
c)
Berbakti kepada orang tua Keharusan berbakti kepada orng
tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah rasional, mengingat sedemikian besar
jasa ibu dan bapak dalam merawt dan menjaga anak-anak sejak dari kandungan
hingga dewasa. Sesuai dengan firman Allah : Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia” (QS. Al-Israa 23 )
3. Amal saleh kepada Allah
seperti:
a.
Memulai sesuatau perbuatan baik dengan Basmalah dan
mengahirinya dnegan Hamdalah
b.
Berniatlah dengan ikhlas karena Allah setiap perbuatan baik
yang hendak kita lakukan dan jangan lupa berfikir dengan matang dan benar
c.
Disiplindalam bribadah dan beramal shaleh serta berdasarkan
ilmu
d.
Selalu berzdikir dan berdoa kepada Allah setelah berusaha
dan berikhtiar
e.
brtawakal dan bersabar serta bersyukur kepada Allah
4. Amal shaleh terhadap diri
sendiri misalnya :
a.
Beribadah dan beramal shaleh kepada Allah
b.
Tidak membiarkan diri jatuh kedalam dosa, kebinasaan,
kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba, merokok, merampok dan
lain-lain
c.
Saling membantu dan mengurangi penderitaan orang lain
karena Allah
d.
Menjauhkan sikap tercela seperti : buruk sangka, iri,
dengki, kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.
e.
Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis,
penakut, tergesa-gesa dan sikap atau sifat yang jelek lainnya.
5. Berikut perbuatan amal saleh
yang perlu kita tingkatkan untuk memajukan umat Islam saat ini
1.)
Disiplin dalam belajar, Tugas seorang pelajar adalah belajar dengan ttekun.
Dalam hal ini para pelajar dituntut untuk bekerja keras, dalam membaca dan
menelaah pelajaran. Orang yang senang membaca akan memperoleh ilmu pengetahuan
yang banyak. Belajar hendaknya dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik
(negatif), seperti permainan, video game, kenakalan remaja atau hal-hal lain
yang kurang baik bagi seorang pelajar. Sebab pelajar yang sudh mengenal
pergaulan diluar rumah yang negatif akan berakibat fatal. Mereka akan
mengabaikan pelajaran di sekolah. Dalam hal ini orang tua mempuyai pranan yang
sangat penting . Mereka harus dapat mengarahkan anak-anaknya agar gemar mambaca
hal-hal yang positif dan melarang membaca yang berbau negatif, seperti bacaab
pornografi dan lainnya. Orang tua harus mempunyai sikap wspad di dlam mengawsi
putra putrinya yang msih duduk di bangku sekolah. Karena pada masa sekarang
banyak pelajar yang tidak menghiraukan dirinya sebagai pelajar, sebab mereka
sudah mengenal dunia diluar sekolah. Oleh sebab itu pemerintah menghimbau agar
para pelajar jangan mudah tekena pengaruh arus diluar sekolah seperti, narkoba,
minuman keras, pergaulan bebas. Seorang pelajar harus tekun belajar demi masa
depan bangsa dan negaranya.
2).
Disiplin dalam bekerja Disiplin dalam bekerja adalah modal dasar untuk
memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang muslim harus disiplin dalam bekerja,
giat berusaha, tidak mengandalkan orang lain, atau bermalas-malasan sambil
menentukan uluran tangan orng lain. Rasulullah SAW, memberikan contoh,
sebaik-baiknya penghasilan adalah usaha sendiri dan penghidupan yang bersumber
dari penghasilan itu. Oleh karena itu hendaklah rajin dan disiplin dalam
bekerja, agar mendapat kesejahtaraan dan kebahagiaan hidup dengan tidak lupa
mengingat Allah swt. Maksud disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu
dengan sebaik-baiknya. Misalnya, seorang bekerja di perusahaan maka ia harus
mentaati semua peraturan sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Atau
kita berusaha ssendiri dengan kerja keras dan penggunan waktunya diatur. Dengan
demikian akan menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Sebaliknya seseorang yang
kurang disiplin dalam bekerja maka akan merugikan diri sendiri dan merugikan
perusahaan. Seseorang yang giat bekerja mempunyai tujuan atau angan-angan,
seakan-akan hidup selama-lamanya. Jadi setiap hari ia mendapatkan kepuasan
dengan keberhasilan usaha atau pekerjaannya.
3).
Disiplin dalam berlalulintas Untuk mencapai ketertiban di jalan raya, semua
pengguna jalan hendaknya, mempunyai kesadaran untuk mentaati peraturan
lalulintas, dalam bentuk rambu-rambu lalu lintas. Untuk menghidari kecelakaan
hendaknya jangan kebut-kebutan, jangan emosi, jangan ceroboh, taati
rambu-rambu. Begitu juga dalam melengkapi surat-surat kendaran. Seperti SIM,
STNK, Hubungannya dengan lalulintas pemerintah mengeluarkan undang-undang lalu
lintas dan angkutan jalan No 22 tahun 2009, adalah untuk menertibkan para pemakai
jalan di Indonesia yang makin hari makin bertambah, baik jumlah kendaraan,
angka pelanggaran, maupun angka kecelakaan.
4).
Disiplin dalm beribadah. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling tinggi
derajatnya dengan diberi akal untukl berfikir hingga dpat membedakan antara ang
benar dengan yang salah, bahkan untuk mengelola alm semesta. Maka sudah
sepantasnyalah manusia mendekatkan diri kepada Allah, atau bersyukur dengan
meningkatkan ibadahnya kepada Allah. Manusia mengemban amanat yang paling besar
yaitu amanat aibadah dan amanat sebagai khalifah. Amanat ibadah artinya manusia
wajib menyembah serta tunduk dan patuh hanya kepada Allah swt, sebagaimana
Firman-Nya. Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah ;
5
) Dengan demikian secara akal maupun wahyu, manusia wajib berhubungan kepada
Allah utnuk mengabdikan dirinya dengan mendisiplinkan ibadh, seperti
mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan ibadah yang lainnya.
5. Disiplin dalam masyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia.
Dilihat
dari latar belakang budaya, setiap mnusia memiliki latar belakang yang berbeda.
Karnanya setiap manusia memiliki watak dan ingkah laku yang berbeda, naum
dengan bemasyarakat mereka tentu memiliki norma-norma dan nilai-nilaikemasyarakatan
serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan dihargai.
Sebagai bangsa Indonesia yang religius dan berfalsafah Pancasila, tentunya kita
harus mentaati dan mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat yang berlaku
pada masyarakat kita. Sesuai dengan naluri kemanusiaan, setiap anggota
masyarakat ingin lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Sekiranya tidak ada aturan yang mengikat dalam kemasyarakatan sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan oleh agama, niscaya kehidupan masyarakat akan
kacau balau, karena setiap pribadi dan kelompok akan membanggakan diri pribadi
dan kelompoknya masing-masing. Berdasarkan kenyataan ini agama Islam menegaskan
bahwa manusia yang paling berkualitas disisi Allah, bukanlah karena keturunan
atau kekayaan, akan tetapi berdasarkan ketakwaannya. Ketakwaan merupakan
perwujudan dari kedisiplinan yang tinggi dalam mematuhi perintah Allah.
Ketakwaan adalah harta pusaka yang tidak dapat diwariskan melalui garis
keturunan. Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu
bangunan didalamnya terdapat komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi
berbeda-beda. Manakala salah satu komponen itu rusak maka seluruh bangunan itu
akan rusak atau binasa. Hadits Nabi menegaskan yang artinya : Seorang mukmin
dengan mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka
memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah
ke jari-jari tangan sebelah lainnya. ( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi)
6.
Disiplin dalam penggunaan waktu Dalam menggunakan waktu perlu diperhatikan
dengan saksama, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi.
Demikian pentinganya arti wakti sehingga berbagai bangsa di dunia mempunyai
ungkapan yang menyatakan “waktu adalah uang” . Peribahasa arab menyatakan:
waktu adalah bagaikan pedang dan waktu adalah emas. Kita orang Indonesia
menyatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Seandainya
seorang siswa yang pada waktu belajar di rumah masih terus bermain-main dan
pada waktu tidur ia gunakan untuk begadang semalam suntuk, tentu hidupnya
menjadi tidak teraur. Karena ia tidak pandai menggunakan waktu dengan tepat.
Oleh karena itu, hargailah waktu dengan cara berdisiplin dlam merencanakan,
mengatur dan menggunakan waktu yang Allah karuniakan kepada kita tanpa dipungut
biaya.
RANGKUMAN
Qana’ah
secara bahasa artinya meras cukup. Qana’ah secara istilah, yaitu perasaan
seseorang yang merasa cukup dengan apa yang ia miliki. Qana’ah dalam pengertian
luas mengandung lima perkara yaitu menerima dengan rela apa yang ada, memohon
kepada Allah tambahan yang pantas dengan usaha atau ikhltiar, menerima dengan
sabar semua ketentuan Allah, brtawakal kepada Allah, dan tidak tertarik oleh
tipudaya dunia. Fungsi Qana’ah dalam kehidupan pribadi diantaranya : a. Menjadi
seseorang yang berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian Allah,dan selalau
mensyukuru nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya. b. Menjadikan seseorang
dalam hidup didunia ini untuk mencatri kebahagiaan hidup di akhirat dengan
tetap berikhtiar.
Fungsi
Qana’ah dalam kehidupan bermasyarakat yaitu :
a.
Seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan
dan kedudukan yang dimiliki oleh orang lain
b.
Seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di
diunia
c.
Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah Sebagai
anggota masyrakat, harus dapat meningkatkan disiplin dalam kehidupan
sehari-hari dengan mentaati semua peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah.
Keadilan
berarti suatu perbuatan yang berusaha meletakkan sesuatu pada tempatnya, atas
dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak nafsunya. Keutamaan keadilan adalah
dapat mendekatkan manusia kapda takwa dan menghindarkan manusia dari pertikaian
dan perpecahan, serta doanya dapat diterma oleh Allah. Sabar (tabah) adalah
tahan menderita menghadapi yang tidak disenangi dengan ridha dan menyerahkan
diri kepada Allah SWT
jangan lupa share yaa...
jangan lupa share yaa...
alifjaisyul.blogspot.com
No comments:
Post a Comment