Saturday, 27 June 2020

AZAB (SIKSA), UJIAN, ATAU HUKUMAN YANG DISEGERAKAN



~~> Apakah musibah itu sebagai ujian untuk meninggikan derajat hamba?

Ataukah musibah sebagai siksa (azab)?

Atau hukuman yang disegerakan di dunia?

Ketiga kemungkinan itu bisa ada. Sehingga dengan mengetahui hikmah musibah tersebut seharusnya membuat kita giat dan berusaha keras untuk bersabar serta meraih pahala lewat ujian.

1- Musibah yang menimpa sebagaimana yang menimpa para Nabi dan Rasul.

Misalnya dengan ditimpakan penyakit dan tidak diberikan keturunan.
Maksud musibah seperti ini adalah untuk meninggikan derajat, memperbesar pahala, dan sebagai qudwah (teladan) bagi yang lainnya untuk bersabar.

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi.”
(HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad 1: 185. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih)

2-Musibah bisa jadi pula sebagai sebab dihapuskannya dosa, sebagaimana firman Allah Ta’ala

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ

“Barang siapa yang melakukan keburukan (baca:maksiat) maka dia akan mendapatkan balasan karena keburukan yang telah dilakukannya”(QS An Nisa: 123).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
(QS. Asy Syura: 30)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى – حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا – إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang)
[1], kesusahan hati[2] atau sesuatu yang menyakiti[3] sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)

3-Musibah bisa jadi adalah hukuman yang disegerakan (baca: siksaan atau adzab) di dunia disebabkan tumpukan maksiat dan tidak bersegera untuk bertaubat

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.”
(HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani)

[Dikembangkan dari Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz]

Ya Allah, jadikanlah kami hamba yang bersabar dalam menghadapi setiap musibah, moga mendapat pahala serta tergugurkannya dosa lewat musibah tersebut.

Wallahu waliyyut taufiq.

Yang selalu mengaharapkan ampunan & rahmat Rabbnya

Semoga bermanfaat bagi muslimat.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah untuk berbuat kebajikan

SETAN DAN PENYAKIT HATI_Baca Lebih Detil...!


Pandangan Islam tentang Penyakit Hati
Dalam perspektif Islam, penyakit hati sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah), seperti dengki, iri hati, arogan, emosional dan seterusnya.
Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi,[3] membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd).
~~> Salah satu penyakit hati ialah merendahkan orang lain. Suka mencela dan menghina orang lain. Ketauhilah jika itu berakar dalam hati, Artinya  ketakwaan  sedang bermasalah. Isi dadanya sedang dijangkiti penyakit. Setan adalah penebarnya.

#. Tatkala seseorang senang menghina dan mencela orang lain, itu artinya ketakwaannya sedang bermasalah. Ia sedang dihinggapi penyakit sombong dan keangkuhan. Oleh karena itu, tatkala Allah berfirman dalam Surat Al-Humazah:

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ


"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”

(QS. Al-Humazah : 1).

Setelah itu, Allah sebutkan tentang sifat neraka.


الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ


“yang (membakar) sampai ke hati.” 

(QS. Al-Humazah : 7).

#.  Sebagian ulama menjelaskan, tidaklah seseorang suka mengumpat, mencibir, dan mencela, kecuali hatinya bermasalah, yang dikenal  dengan penyakit hati. Ada indikasi yang kuat bahwa di hatinya bercokol kesombongan dan keangkuhan.

#  Oleh karena itu, waspada terhadap godaan setan yang menyebabkan penyakit hati.
Setan membelokkan hati manusia dari jalan lurus, jalan kebenaran  ke jalan yang menyimpang. Sampai-sampai tidak tahu apa yang sedang dilakukan.
Firman Allah:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا


Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabannya.

(QS. Bani Israil : 36).

 #.  Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ


Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu.

(HR. Muslim).

Dalam konteks ini penulis ingin menekankan pada empat jenis penyakit hati yang menonjol, yaitu: riya’, marah, membanggakan diri, iri hati dan dengki.

Riya’ (pamer)
Dalam riya’ terdapat unsur kepura-puraan, munafik, seluruh tingkah-lakunya cenderung mengharap pujian orang lain, senang kepada kebesaran dan kekuasaan. Over acting, menutup-nutupi kejelekannya dan seterusnya. Sifat yang demikian ini digambarkan dalam al-Qur’an surat an-Nisa’: 142 dan at-Taubah:67 dan juga hadits Nabi: “Yang paling aku kuatirkan terhadap umatku adalah riya’ dan syahwat yang tersembunyi’.

Marah
Marah pada hakikatnya adalah memuncaknya kepanikan di kepala, lalu menguasai otak atau pikiran dan akhirnya kepada perasaan. Kondisi semacam ini seringkali sulit untuk dikendalikan.
Lebih lanjut As-Syarqawi mengungkapkan, bahwa marah akan menimbulkan beberapa pelampiasan, misalnya secara lisan akan memunculkan caci-makian, kata-kata kotor/keji dan secara fisik akan menimbulkan tindakan-tindakan destruktif. Dan jika orang marah tidak mampu melampiaskan tindakan-tindakannya di atas, maka dia akan berkompensasi pada dirinya sendiri dengan cara misalnya: merobek-robek pakaian, menampar mukanya sendiri, membanting perabot rumah tangga dan seterusnya. Marah juga dapat berpengaruh pada hati seseorang, yaitu sifat dengki dan iri hati, rela melihat orang lain menderita, cemburu, suka membuka aib orang lain dan seterusnya

Rasa Bangga Diri (‘Ujub)
Perasaan membanggakan diri (‘ujub) sedikit berbeda dengan perasaan sombong (kibr). Menurut al-Ghazali, kibr merupakan perasaan yang muncul pad diri seseorang, di mana ia menganggap dirinya lebih baik dan lebih utama dari orang lain. Sedangkan ‘ujub adalah perasaan bangga diri yang dalam penampilannya tidak memerlukan atau melibatkan orang lain. ‘Ujub lebih terfokus kepada rasa kagum terhadap diri sendiri, suka membanggakan dan menonjolkan diri sendiri. Kadang-kadang pada sebagian orang emosi ini merupakan tingkah laku yang dominan dalam kepribadian dan dapat menimbulkan sikap sombong, angkuh serta merendahkan orang lain

Iri Hati dan Dengki
As-Syarqawi mejelaskan bahwa emosi ini secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua macam:
  1. Iri yang melahirkan kompetisi sehat (al-munafasah);

  2. Iri yang melahirkan kompetisi tidak sehat (al-hiqd wal hasad).
Iri jenis pertama merpuakan kompetisi sehat untk meniru hal-hal positif yang dimiliki orang lain tanpa didasari oleh interes jahat dalam rangka fastabiqul khairat. Iri dalam jenis ini merupakan sesuatu yang diharuskan bagi stiap muslim berdasarkan firman Allah: Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu peraselisihkan”. (Q.S. al-Maidah: 48). Sementara iri dalam jenis kedua lebih didasari oleh rasa benci terhdap apa-apa yang dimiliki oleh orang lain, baik yang berkaitan dengan materi maupun yang berhubungan dengan jabatan/kedudukan. Iri dalam kategori ini, menurut As-Syarqawi cenderung memunculkan sikap antipati dan bahkan melahirkan sikap permusuhan terhadap orang lain. Kemunculannya lebih disebabkan oleh rasa sombong, bangga, riya’, dan rasa takut kehilangan kedudukan.

Wallahu a'lam bish showab

Semoga bermanfaat bagi  kita semua, taufik n hidayah hanya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Aamiin Yaa Allah Aamiin Yaa Rabbi

Friday, 26 June 2020

Betapa Berharganya "KEJUJURAN"

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Assalaamu'alaikum wa rahkh matullaahi  wa bara kaatuh.


ORANG YANG JUJUR


~~> Jujur adalah sifat mulia yang hanya dimiliki oleh orang beriman saja, karena mereka yang hobi dusta maka tanpa terasa imannya sedang turun bahkan bisa jadi menghilang.
Bagaimana mungkin mereka orang jujur bisa melakukan dosa bahkan berbuat maksiat, karena sifat jujurnya akan menghalangi untuk berbuat demikian.

”Angga kenapa kemarin tidak masuk sekolah?” tanya ibu guru.  ”Sakit bu guru!” jawab Angga. Tiba-tiba Ani, teman sepermainan Angga, berteriak: ”Angga nggak sakit, Bu tapi pergi dengan mamanya!” Kemudian ibu guru bertanya kepada Angga: ”Angga pergi kemana sama mama?” ”Pergi menengok nenek Angga yang sedang sakit,” jawab Angga. ”Oh, menengok orang sakit adalah perbuatan yang baik. Jadi Angga tidak harus berbohong pada bu guru, ya sayang,” ucap bu guru. Angga mengangguk tanda mengerti. ***  Kasus di atas adalah gambaran bagaimana kita memberikan penanaman nilai-nilai kejujuran yang seharusnya diajarkan kepada anak-anak dalam persoalan sehari-hari. Semakin dini ditanamkan maka budaya jujur akan melekat pada diri anak hingga usia dewasa.  Jika budaya jujur sudah berlaku menyeluruh tiap individu, maka perilaku korupsi dapat diminimalisir. Bahkan hilang dari pikiran seseorang. 

Namun setiap manusia pasti pernah berbuat dosa dan kesalahan, baik besar ataupun kecil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ.
“Setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, no, 4251)

Dan taubat adalah karakter untuk mereka yang benar benar jujur, diakui semua bentuk kesalahan dan dosa dan tidak akan mengulangi perbuatan tsb, sehingga dengan kejujuran imannya dia akan jauhi semua perbuatan maksiat dan dosa.

Sahl bin Abdillah at-Tustury rahimahullah berkata:

أعمال البِر يعملها البَر والفاجر، ولا يجتنب المعاصي إلا صديق.

"Amal-amal kebaikan bisa dikerjakan oleh orang yang baik maupun orang jahat, namun tidak akan mampu menjauhi kemaksiatan kecuali orang yang jujur imannya."
(Hilyatul Auliya', jilid 10 halaman 211)

Tidak semua orang mukmin itu membuktikan kejujuran imannya, sehingga mereka tidak menepati janji mereka kepada Allah Ta'ala. Apa janji mereka? Janji mereka adalah dua kalimah syahadah yang setiap hari mereka ikrarkan dalam shalat-shalat mereka. Bahwa setiap kali seorang mukmin mengucapkan “asyahdu allaa ilaaha illallah”, maksudnya ia mengucapkan “aku berjanji aku siap ikut Engkau ya Allah, aku siap jauhi apa yang Engkau haramkan, dan aku siap laksanakan apa yang Engkau perintahkan. Dan setiap kali ia mengucapkan “wa asyhadu anna muhamaadar Rasulullah” itu maksudnya “aku siapa ikut rasul-Mu. Aku siap mencontoh akhlaknya. Aku siap menjadikannya sebagai teladan dalam hidupku.

Namun sayang dua kalimah syahadat dengan makna seperti ini kurang banyak dipahami oleh kebanyakan orang Islam. Sehingga setiap hari dua kalimah syahadat itu diucapkan tetapi bukan dalam pengertian sebagai sumpah setia, melainkan sekadar ucapan yang kering dan tidak menggerakkan jiwa. Akibatnya umat Islam kurang bersungguh-sungguh mentaati Allah dan rasul-Nya. Dari segi ritual mereka rajin, tetapi dari segi komitmen terhadap akhlak mulia mereka kurang. Sehingga terjadi split personality (pribadi terbelah). Berwajah dua, ikut Allah ok, ikut setan juga ok.

Kita bisa saksikan di sekitar kita sejumlah wanita muslimah yang rajin shalat, tetapi di saat yang sama mereka tidak menutup aurat, bahkan banyak dari mereka yang bergaul bebas. Di sisi lain jumlah para koruptor dari orang Islam semakin banyak. Lebih dari itu mereka tidak punya rasa malu berbohong di depan publik. Sungguh tidak akan pernah berkah sebuah generasi yang setengah hati (tidak jujur) mentaati Allah Ta'ala.

Penanaman kejujuran sejak dini sangat relevan bila menyaksikan maraknya perilaku korupsi akhir-akhir ini. Menjadi budaya yang sudah pada level tidak kenal malu. Pelaku dengan santai, seakan tidak mempunyai salah, tampak biasa-biasa saja ketika tertangkap tangan. Praktik korupsi dan penangkapan terhadap pelakunya hampir setiap kita saksikan. Silih berganti dengan pelaku berganti-ganti. Komisi Pemberantasan Korupsi begitu gencar menyusuri lorong persembunyian pelaku. Tak pernah lelah seiring dengan bertambah banyaknya pelaku yang tampak lebih pintar mencari alibi dan menata sandiwara yang apik. Sejumlah undang-undang dengan pasal-pasal yang menjerat para pelaku korupsi ternyata belum mampu membuat jera.  Jika melihat fenomena di atas, akar persoalan moral adalah masalah penting yang harus menjadi perhatian. Kejujuran, ya kejujuran manusia yang sudah hilang. Nilai-nilai yang lama ditanamkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia memudar seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu menjadi tugas orang tua, masyarakat dan guru untuk mengajarkan nilai-nilai kejujuran sedini mungkin pada anak-anak. Kejujuran adalah berani mengatakan sesuai dengan kenyataan.

Hal yang dapat dilakukan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak, antara lain: Pertama, latihlah sikap kejujuran anak dengan tanya jawab sederhana apa yang sudah dilakukan. Setelah pulang sekolah ajak anak berdialog apa saja peristiwa yang terjadi di sekolah, baik dengan teman atau dengan guru. Demikian juga dengan guru, adakan percakapan sederhana sebelum kegiatan bermain dilakukan. Siapa hari ini yang sudah mandi, siapa yang tadi malam belajar dan pertanyaan-pertanyaan sederhana lain yang memancing anak menjawab secara jujur. Kedua, ceritakan tokoh-tokoh penting yang menjunjung sikap jujur dalam hidupnya. Hal ini akan memicu anak memiliki tokoh idola yang menjadi panutan dalam bersikap dan berbicara. Ketiga, perdengarkan dongeng-dongeng sarat makna kejujuran. Dongeng walaupun imajinatif namun dapat memberi pengaruh positif pada anak tentang nilai-nilai kebaikan. Apalagi jika tokoh dalam dongeng merupakan idola anak. Keempat, ajaklah anak bermain peran, misal pasar-pasaran. Guru dapat menjelaskan dalam permainan ini bahwa antara penjual dan pembeli hendaknya bersikap jujur. Penjual jujur dengan kondisi dagangannya, pembeli jujur dengan keinginan terhadap barang yang dibelinya. Dengan bermain peran anak-anak akan lebih mendalami mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Kelima, yang lebih utama berilah contoh model yang baik dari lingkungan terdekat anak,  apalagi orang tua harus menjadi teladan utama bagi anak-anaknya. Ingatlah, anak adalah peniru ulung apa yang dilihat dan didengar langsung di sekitar lingkungannya. Sekali orang tua berbohong, seorang anak akan menganggap benar suatu kebohongan yang dilakukan orang tua sehingga suatu saat anak akan meniru. Keenam, tanamkan pada anak bahwa jujur adalah suatu sikap yang mahal harganya, jika dirusak oleh kebohongan akan berimbas pada kehilangan harga diri dan di masyarakat akan menjadi noda yang sulit dihilangkan dari pandangan manusia. Generasi jujur lebih mempunyai nilai yang berharga dari apapun. Semoga kita mampu melakukan dengan kesadaran dan pemahaman yang baik dalam berlaku jujur pada diri sendiri dan memberikan teladan pada anak-anak generasi bangsa.

Wallahu a'lam bish showab.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, taufik n hidayah hanya dari Alloh Subhanahu Wa Ta'ala .
Aamiin Yaa Alloh Aamiin Yaa Rabbi.


Wassalaamu'alaikum wa rakh matullaahi wa bara kaatuh

TAUBATAN NASUHA _Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang menyucikan diri...


-Para sahabat calon penghuni surga marilah kita berserah diri kepada Allah dan mohon ampunan-

🕌

TAUBATAN NASUHA

🕌

~~> Firman Allah swt,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
(QS. Al-Baqarah: 222).

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا

Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An-Nisa: 27).

#  Taubatan nasuha adalah tobat yang semurni-murninya. Hal ini untuk memohon ampunan dari Allah atas segala dosa dan kesalahan-kesalahan yang diperbuat.
  Apabila tergelincir masuk kedalam dosa besar maka bertaubatlah dengan taubatan nasuha.

 # Taubatan nasuha itu ialah:

- Berhenti dari perbuatan dosa nya.

- "Memohon ampun kepada Allah swt.

- Menyesali dosanya dengan sedalam-dalamnya.

- Dan benci terhadap perbuatan dosa nya, serta berjanji tidak akan mengulanginya.

# Dalam sebuah hadis.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ

"Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.
Dikatakan kepada beliau,
"Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:
“Dosa syirik (menyekutukan Allah), sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.”
(HR. Al-Bukhari no. 2560
 dan Muslim no. 129).


CELAKA, Orang yang Benar Benar Merugi (Bangkrut)



Celakalah orang orang yang merugi (bangkrut)
Dalam Hadits disebutkan

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabat : Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan. Maka beliau bersabda : Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka. (H. R. Muslim no. 6744, Tirmidzi no. 2603 dan lainnya)

Dari hadits di atas  kita bisa mengetahui bahwa orang yang benar-benar bangkrut (merugi) bukanlah orang yang tidak punya uang atau harta benda, tapi otang yang benar-benar bangkrut (merugi) adalah orang yang merasa amal ibadahnya banyak namun tidak dapat menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.

Oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah dan juga dengan sesama manusia. Jangan sampai kita hanya fokus beribadah namun tingkah laku kepada sesama manusia tidak dijaga dengan baik.

Dosa atau kesalahan kita kepada Allah jauh lebih mudah dihapus dari pada kesalahan kita kepada sesama manusia, sebab Allah tidak akan mengampuni dosa kita yang berhubungan dengan manusia selama manusia itu belum mau mengampuni kita.

Mendhalimi orang lain dengan meng-ghibah, menghujat, ucapan menyakitkan hati, hutang piutang, mengambil hak orang lain dengan sengaja dan lainnya, besar ataupun kecil harus segera diselesaikan di dunia. Jika tidak diselesaikan, maka akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Dalam haditas disebutkan :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa berbuat dhalim kepada seseorang, yang berkaitan dengan kehormatan atau sesuatu apapun, hendaklah dia meminta halal darinya pada hari ini, sebelum (datang hari kiamat) yang tidak ada dinar dan dirham. Jika dia memiliki amal shalih diambil darinya seukuran kedhalimannya. Jika dia tidak memiliki keabaikan-kebaikan, diambil kesalahan-kesalahan orang yang dizhalimi lalu ditimpakan padanya (H. R. Bukhari no. 2449)

Bukan hanya kepada sesama Muslim. Hubungan baik juga harus tetap dijalin baik dengan pemeluk agama lain. Jangan sampai karena merasa paling benar, kita secara terang-terangan langsung menyalahkan dan menyakiti hati mereka.

LEBIH BERMANFAAT BILA DISHARE KEPADA YANG LAIN

POSITIVE THINK _ "Celaka Berfikir Negatif"



PIKIRAN NEGATIF AKAN MEMBUNUH MU

Seorang pria tersesat di gurun pasir, ia hampir mati kehausan, dan akhirnya ia tiba di sebuah rumah kosong.

Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh, terdapat sebuah pompa.

Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga, tapi tidak ada air yang keluar.

Lalu ia melihat ada kendi di sebelah pompa itu dengan centong disampingnya, dan ditempeli tulisan:

"Saudara dan sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air terlebih dahulu dgn menggunakan centong disebelah._

Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi."

Dia lalu membuka penutup kendi dan mendapati kendi itu penuh berisi air.

"Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalo tidak berhasil?

Bagaimana kalo airnya gak keluar?

Bagaimana kalo gagal sementara perjalanan saya masih jauh?

Bukankah lebih aman kalau airnya saya minum dan sisanya saya bawa?

Mengapa saya harus mengikuti instruksi bodoh itu?

Berbagai pikiran negatif mulai memenuhi benaknya...

Akhirnya dia memutuskan utk mengambil kendi tsb dengan maksud meminum airnya sebagian dan membawa kendinya pergi.

Namun baru saja dia mengangkat kendi tsb tinggi2, sebelum mulut kendi bertemu mulutnya, tiba2 PRAAAAAK, kendi itu pecah berkeping2 dan airnya tumpah semua.

Rupanya dibawah kendi ada pengait dan pada pengait tersebut diikatkan sebuat kawat baja yg halus tujuannya agar kendi tsb tidak ada yg membawa pergi.

Namun krn dia terburu2 dan begitu semangatnya mengangkat kendi akhirnya kendi malah pecah!

Orang itu pun hanya bisa terperangah melihat situasi itu, belum setetes air masuk tenggorokannya kendi sudah pecah.

Dia hanya bisa menyesali diri kenapa tidak mengikuti instruksi di kertas tersebut.

Sekarang dia tidak punya air sama sekali sementara perjalanan masih jauh.

Saudara dan sahabat seringkali kita seperti itu,selalu berpikiran negatif dan tidak percaya terhadap informasi yg disampaikan kpd kita.

Pengen hidupnya berubah tapi tidak ada upaya, dan melakukan hal yg sama setiap hari.....

LALU APANYA YG SALAH??

yang salah adalah cara berpikir kita.

Tony Buzan dalam bukunya Map of Mind menceritakan cara berpikir kitalah yg membuat hidup kita tidak berubah bahkan semakin susah.

Kalau anda mau berubah hidup, rubahlah cara berpikir anda, buang jauh2 pikiran negatif, cermati setiap informasi, dengarkan infonya secara lengkap, cari tahu siapa yg sudah sukses di bidang itu, belajar kpd orang tsb, lalu lakukan seperti yg beliau lakukan, maka anda pun akan sukses seperti beliau.


semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin...

Perintah membaca TA'AWUDZ sebagai perlindungan.....Baca lebih detil !

TA'AWUDZ


Pentingnya membaca Ta'awudz sebagai perlindungan diri kepada Allah SWT
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk membaca ta’awudz atau isti’adzah, yang berbunyi “A‘udzu billahi minas syaythanir rajim.” Sebuah kalimat yang berisi permintaan perlindungan kepada Allah SWT dari gangguan setan.

Perintah membaca ta’awudz berdasarkan beberapa ayat dalam Al-Qur’an, salaha satunya adalah dalam Surat Fushshilat ayat 36:

 وَإِمَّا يَنزغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نزغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya, “Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Menurut Ibnu Katsir, sebagaimana dilansir NU Online, pelafalan ta‘awudz atau isti’adzah berfaidah untuk membersihkan mulut dari ucapan sia-sia dan kotor.

Pelafalan ta‘awudz merupakan persiapan mulut untuk membaca Kalam Ilahi. Ta‘awudz adalah bentuk pengakuan atas kuasa Allah dan kelemahan manusia dalam melawan gangguan musuh yang bersifat batin. Secara umum, ta‘awudz adalah bentuk permohonan kepada Allah untuk melindungi kita dari segala bentuk kejahatan dan keburukan,  selain itu juga dapat meredakan kemarahan di dalam hati yang sedang dialami seseorang. (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Azhim, [Mesir, tanpa keterangan penerbit dan tahun], juz I, halaman 174-175).

Kita sering membaca Ta’awudz namun kadang kita tidak secara utuh mengamalkannya.

Kita memohon perlindungan kepada Allah, namun dalam praktek keseharian, kita lebih banyak memohon perlindungan kepada sesama manusia, kepada atasan, kepada orang kuat, orang pintar, paranormal atau dukun.

Kepasrahan kita kepada Allah masih belum total, kita masih takut terhadap keadaan, takut miskin, takut kehilanga jabatan, takut kehilangan pekerjaan dan bahkan takut pada sesuatu yang bersifat duniawi lainnya.

Semoga setiap detak jantung kita, setiap fikiran, perkataan dan perbuatan kita senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT dan terbebas dari gangguan setan yang terkutuk.
🙏🙏🙏

Wallahu A'lam Bisshawab

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tuesday, 23 June 2020

✨MUHAMMAD SAW✨


MUHAMMAD SAW


Nama yang sesuai dengan orangnya, julukan yang seauai dengan simbolnya, dan sifat yang sesuai dengan keteladanan nya. Dalam dirinya terhimpun semua hal yang terpuji, meraih semua kemuliaan, menguasai nama nama kebaikan, tiada tandingan dalam keteladananya dan mempunyai keistimewaan dalam kepemimpinan.
Terpuji di sisi Allah, terpelihara dari dosa dosa, penutup nabi nabi Nya, hamba yang shalih, manusia pilihan dari mahluk Nya.
Nama lainya adalah Ahmad sebagaimana yang telah di beritakan oleh Isa kepada kaumnya, Bani Israil. Nama lainya lagi adalah Al-Aqib, Al-Hasyir, dan Al-Mahiy.
Disebutkan nama nya dalam Taurat dan Injil, di perkuat oleh Malaikat Jibril, pembawa panji kemuliaan di kalangan Bani Lu-ay dan pemilik benteng yang terkokoh di kalangan Bani Abdu Manaf bin Qushay.
_*بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*ِ_
_*اَللّٰهُـــــمَّ صَلِّ وَسَلِم وَبَرِك عَلَی سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ وَعَلَی آلِ سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ*_
_رَبِّ زِدنِي عِلمًا وَرزُقنِى فَهمًا، اَلّلهُمَ اِنَّى اَسأَلُكَ عِلمًا نَافِعًا، سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ_
⁣Allohuma sholi ala sayidina muhammad.
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Semoga kita termasuk kedalam umatnya yang shalih. Aamiin.

✨NASABNYA_ROSULULLAH SAW✨


NASABNYA


Rasulullah SAW. Adalah penghulu dari penghulu yang mewarisi pekerti pekerti yang mulia secara turun temurun dari kakek moyangnya.
Orang tuanya adalah penghulu manusia dan Kakek moyangnya adalah pemimpin para kabilah. Dari kalangan Bani Abdul Muthalib hanya beliaulah yang memiliki sifat yang lebih agung, juga dalam puak Bani Hasyim, serta Suku Abdu Manaf kita tidak akan pernah menjumpai seseorang yang lebih dermawan dari pada beliau [ Rasulullah SAW ].
_*بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*ِ_
_*اَللّٰهُـــــمَّ صَلِّ وَسَلِم وَبَرِك عَلَی سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ وَعَلَی آلِ سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ*_
_رَبِّ زِدنِي عِلمًا وَرزُقنِى فَهمًا، اَلّلهُمَ اِنَّى اَسأَلُكَ عِلمًا نَافِعًا، سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ_
⁣Allohuma sholi ala sayidina muhammad.
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Semoga kita termasuk kedalam umatnya yang shalih dan memiliki budi pekerti yang baik. Aamiin.

✨KOTA KELAHIRAN RASULULLAH SAW.✨


KOTA KELAHIRAN RASULULLAH SAW.
لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
lā uqsimu bihāżal-balad
Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah),
وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
wa anta ḥillum bihāżal-balad
dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini,
Makkah adalah negeri yang dihormati, tanah yang suci, dan negeri yang diliputi oleh perhatian dan dijaga oleh pemeliharaan Nya dan menjadi kota yang dimuliakan.
Makkah adalah tempat munculnya fajar kerasulan, yang dibdalamnya terdapat Ka'bah Al Baitul Atiq dan didalamnya terdapat perjanjian yang di kukuhkan dan kecintaan yang mendalam.
Di sinilah beliau di lahirkan, 12 Rabi'ul Awwal. Kelahiranya yang di pelihara dari dosa dosa, yang menyusu dari air susu yang suci, mereguk air kemuliaan, dan meminum sumber keutamaan.
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar



_*بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*ِ_
_*اَللّٰهُـــــمَّ صَلِّ وَسَلِم وَبَرِك عَلَی سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ وَعَلَی آلِ سَيِّـــــدِنَا مُحَمَّـــــدٍ*_
_رَبِّ زِدنِي عِلمًا وَرزُقنِى فَهمًا، اَلّلهُمَ اِنَّى اَسأَلُكَ عِلمًا نَافِعًا، سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ_

KLIK Ikuti untuk mendapatkan lebih banyak materi